SIARAN PERS
YOGYAKARTA (6 Mei 2024) – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyampaikan terima kasih kepada civitas BMKG dan stakeholder/mitra BMKG berkat kerja samanya selama ini dalam mengurangi terjadinya resiko terjadinya kekeringan, saat memberikan sambutan Rakornas BMKG 2024 di Yogyakarta, Senin (6/5).
“Dengan keterbatasan yang kami miliki kami mampu menjalankan layanan publik dari segi kecepatan, ketepatan, akurasi, luasan jangkauan serta kemudahan akses dan pemahaman,” ungkapnya.
Selain itu, kata Dwikorita, BMKG juga telah memberikan layanan khusus dari segi ketepatan (Peringatan Dini Demam Berdarah, layanan cuaca penerbangan, layanan cuaca Kereta Cepat Indonesia, layanan cuaca SKK Migas, layanan cuaca untuk pertambangan nikel dan batu bara modifikasi cuaca untuk event atau tujuan khusus).
Demi meningkatkan pelayanan, pihak BMKG selalu berusaha untuk tidak kalah dengan pihak asing penyedia layanan serupa. Terbukti dengan raihan gelar juara dunia pada ajang penghargaan WMO International Weather Apps Awards.
“BMKG Indonesia bahkan mampu mengalahkan Jerman yang saat itu yang berada pada posisi juara 2. Kami unggul sebagai pemenang dalam layanan multi sektor, penerbangan, maritim, dan publik,” jelasnya.
Perlu diketahui Rakornas BMKG 2024 yang mengusung tema “Mewujudkan Indonesia Emas, Masyarakat Selamat, Indonesia Sejahtera” ini berlangsung dari 5 – 8 Mei 2024 mendatang. Ini akan membahas beberapa tantangan yang dihadapi BMKG.
Dwikorita menuturkan beberapa tantangan yang dihadapi di antaranya, fenomena alam yang semakin dinamis, ekstrem dan kompleks, Kemampuan teknologi yang handal, cepat, tepat, efektif dan efisien .
“Data quality, quantity, reliability, Kemampuan SDM (critical and analytical thinking, exploration/ long life learning, socio-engineering, team working, strategic and tactical skills, leadership, socio-entrepreneur), Strategic and effective communication, Dynamic system (scenario based approach), Mewujudkan socio-entrepreneur dalam spirit dan tata Kelola BMKG,” imbuhnya.
Lebih lanjut Rakornas juga akan melakukan pembahasan terkait strategi penguatan End to End System untuk Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dari segi monitoring, processing/ analisis dan diseminasi, Multi-cascading hazard, multi-services, dan Regionalisasi.
“Untuk mewujudkan End to End Early Warning System yang lebih handal, maka harus ada pengembangan inovasi teknologi secara berkelanjutan, penguatan infrastruktur, pengembangan SDM, program 500 doktor, serta penguatan organisasi,” kata Dwikorita.
Kemudian, lanjut Dwikorita, perlu adanya Penguatan kolaborasi dan sinergi (misal: antar server, co-design, joint development/ co-production, co-sharing, co-ownership), Joint Standard Operating Procedure (SOP). (*)
Biro Hukum dan Organisasi
Bagian Hubungan Masyarakat